Dibawah langit yang sepi : tanda pengembaraan bayang-bayang
Menciptakan bendungannya sendiri dari selimut matahari
Dari jejak tua, purba
Sepasang mata yang memandang sampai kejalanan basah
Bahwa tak ada yang lagi dimiliki
Kanak-kanak menjelma bunga-bunga, atau...
Bagi semua sama saja, sama semakin tua
Menciptakan bendungannya sendiri dari selimut matahari
Dari jejak tua, purba
Sepasang mata yang memandang sampai kejalanan basah
Bahwa tak ada yang lagi dimiliki
Kanak-kanak menjelma bunga-bunga, atau...
Bagi semua sama saja, sama semakin tua
Ketika jawaban-jawaban meninggalkan bayang-bayang
Dan gerimis ke segala tikungan, atau selembar daun tertidur diatas batu
:"siapa lagi yang kau tunggu?"
(Sementara suaramu semakin kaku mengeja-eja
detak jantungmu sendiri). Merapat debu dikaca kereta
Barangkali telah ditembusnya kelam malam
Dan menjelma ke kedalaman makna selamat malam
Tubuhmu tak bisa lagi berjalan; untuk memutar arah
atau tergesa-gesa, atau...(sudahlah, kau terlalu lelah)
Pulanglah, ambil kembali sorgamu
Diujung jalanan basah, antara bayang-bayang.
Dan gerimis ke segala tikungan, atau selembar daun tertidur diatas batu
:"siapa lagi yang kau tunggu?"
(Sementara suaramu semakin kaku mengeja-eja
detak jantungmu sendiri). Merapat debu dikaca kereta
Barangkali telah ditembusnya kelam malam
Dan menjelma ke kedalaman makna selamat malam
Tubuhmu tak bisa lagi berjalan; untuk memutar arah
atau tergesa-gesa, atau...(sudahlah, kau terlalu lelah)
Pulanglah, ambil kembali sorgamu
Diujung jalanan basah, antara bayang-bayang.
-salam hangat dari Adzahri Arief Maulana


