Minggu, 25 Mei 2014

Aku Merindukan Hari-Hari Bersamanya



         
         Sepuluh keliling rak telah aku putari. Belum puas rasanya. Pada rak sepuluh aku berhenti. Sebuah buku Terang Bulan ditangan kiriku tak seterang suasana hatiku. Sudah berapa waktu juga aku coba hilangkan dan mau tidak mau berdatangan juga hari yang lalu. Bayang-bayangmu. Aku memejam mata, aku ingat ketika itu, saat aku membuka mata kutemukan dirimu pas disampingku sedang mengorek-orek buku-buku yang berantakan di rak itu. Aku masih tidak begitu peduli. Sampai kau bertanya padaku. “hei kamu, maukah kamu membantuku?.” Pintamu. “hei.. tentu, apa yang mau dibantu?.” Jawabku polos. Kau pun mengatakan.”maukah kamu mendengarkan ceritaku?.” Aku  hanya tersenyum...
            Memang salah ku benar waktu itu. Tidak aku catat benar-benar apa yang aku katakan padamu. Tapi sudah terlampau lama kau rasai, dan sepi tak hingga. Tidak kutemukan bahasa rindumu lagi dan wajahmu yang bertumpu separuh tangan. Rindumu sebelum waktu ini: “tahu kah kamu?.” Tanyamu. “tahu apa?.” Aku balik bertanya. “saat aku rindu padamu, aku bisa membuat seribu puisi rindu.” Katamu. “lalu aku bisa apa?.” Tanyaku lagi. “kamu bisa membacanya, untukku.”
          

Minggu, 18 Mei 2014

Kubuka Kembali Tulisan Itu


      Hai sahabat, kutemukan kembali kenanganmu dari buku tua ini. Si Pram sepertinya menginginkan aku untuk mengingatmu kembali. Dua tahun yang lalu kurasa, catatan ini baru ku buka kembali. Maafkan aku Pram. kusia-siakan dua tahun itu kubiarkan kau menjaganya. Sekarang kau sudah sedikit lega bukan, Pram. Ku tinggalkan dulu sejenak dirimu. 
      Hai sahabat, kubaca kembali tulisanmu dari banyak tulisan itu. Masihkah kau ingat terakhir kali kita menulis dalam buku ini. Kau terlihat senang, walaupun kau coba untuk membuatnya biasa saja, aku tetap bisa melihatnya. Sayang sekarang kita terpisah terlalu jauh. Disini aku hanya bisa berharap kau disana merasa nyaman dan bahagia. Doakan juga itu padaku oke.

Minggu, 11 Mei 2014

Pemikiran Dari Masa Lalu



I

Eksprolog

Takdir dan Peristiwa

            Takdir dan peristiwa, adalah bagian cerita yang sebelumnya tidak diyakini benar terjadi. Tidak ada bukti-bukti pasti yang dapat menjelaskan dengan yakin. Bahkan dipercaya buku-buku peninggalan mengenai kejadian-kejadian itu bisa tidak benar-benar akan ada. Beberapa generasi sebelumnya yang menafsirkan bagaimana hal itu terjadi dan berakhir, telah lama dicobapelajari oleh mereka tokoh-tokoh penting dan oleh juga Dacus-dacus –orang-orang pintar. Dan perdebatan pun saling beradu dalam masing-masing buku yang ditulis dari penelitian mereka masing-maing.
           Kurangnya lembar-lembar sejarah membuat cerita ini sulit dibuka lebih luas. Bagian terpenting yang tersisa hanyalah tatanan peradaban yang telah dan terus bergerak dan hidup sejalan dengan pemikiran yang berkembang dan tertanam rapi didalamnya. Bahkan terbentuknya tiap peradaban itu menjadi cerita nenek moyang yang tersebar pada lisan-lisan yang belum tentu dapat dipercaya. Namun ada satu orang yang tidak diduga-duga, yang nantinya akan mengoreksi banyak spekulasi yang telah ada. Sesuatu  yang dimilikinya  dapat diyakini ada beberapa cerita penting yang telah terjadi padanya dan kejadian-kejadian tersembunyi yang terjadi bersamanya. Dia menamakan dirinya Rapsaa –pembawa  berita. Nama itu sudah sangat lama tidak digunakan dibeberapa wilayah. Bahkan mungkin juga di wilayah asal bahasa itu diciptakan. Dia akan membuka banyak rahasia dan kebenaran, dan juga hal-hal mengejutkan lainnya dari apa yang dia miliki. Dan buku-buku itu.
            Berikutnya cerita akan lebih banyak menampilkan penjelasan-penjelasan yang dikemukakan oleh Rapsaa –dan buku-buku bersamanya, dan juga beberapa dari penelitian dan peninjauan yang disesuaikan.