Rabu, 06 Agustus 2014

kumpulan puisi : cahaya sebatang kara

Matahari
oleh arief maulana azzahri

Namamu lepas dimana-mana
Menjadi darah atau resah
Lalu kemana aku berlalu
Angin ribut enggan membantu
Kǝrs.. kǝrs thǝ taim thæt nat giʌ ‘signǝl:  
Matahari yang membuka mata di timur
Matahari bernyanyi di surau-surau
Matahari pecah di batu dan rerumputan
Matahari berdenyut di buku di buku
Matahari yang telanjang di jendela-jendela
Matahari yang bikin jalan pucat bibir pucat
Matahari di seluruh kau
Sambil tangis kucoba mengusap matahari. Sambil jatuh kupaksa mendaki matahari. Sambil luka kucoba ngalir matahari. Sambil makan kucoba gigit matahari. Sambil apa aku harus bersabar diri ?. Matahari kenal puncak tahu pundak. Matahari segala berita segala rahasia. Jarum jam menembus batas nafas.
Dengan padang biar lapang. Dengan batu biar tugu. Dengan diri biar sepi. Dengan pejam biar kelam. Dengan doa biar ada. Dengan obat biar tobat. Tapi tawa jadi gila. Tapi patuh jadi rusuh. Tapi ragam jadi geram. Tapi mengapa aku tak pernah melarikan diri ?.
Matahari mencongkel di hari
Membaca mantera
Hinggap di sepenuh matahati
Lalu kemana aku berlalu
Angin ribut enggan membantu
Dan seekor kucing tiduran dibawah pagar menyembunyikan bayangannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar